ARTI AGAMA DAN RUANG LINGKUPNYA
A. Arti Agama Islam
Agama adalah
sebuah realitas yang senantiasa melingkup manusia, atau suatu sistem orientasi
dan objek pengabdian terhadap tuhannya . misalnya agama islam, islam meyakini
tuhannya itu adalah Alloh.
Apa sih islam itu?
Kata islam
menurut bahasa berasal dari kata “aslama” yang berarti tunduk, patuh, dan
berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang diturunkan Alloh SWT,
yang mengatur hubungan manusia dengan Alloh, manusia dengan manusia, manusia
dengan alam.
Sebuah agama
biasanya melingkupi tiga persoalan pokok yaitu :
1. Keyakinan
(credial), yaitu keyakinan akan adanya suatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam
2. Peribadatan
(ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam hubungan dengan kekuatan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem
nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta
yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.
B. Jenis-Jenis Agama
Di
tinjau dari sumbernya agama di bagi dua yaitu agama wahyu dan agama bukan
wahyu.
Ø Agama
wahyu adalah agama yang diterima oleh manusia dari alloh sang pencipta melalui
malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh rosul-nya kepada umat
manusia melalui al-kitab, suhuf (lembaran-lembaran tertulis)
Ø Agama
bukan wahyu berasandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap
memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspek
Ditinjau
dari segi misi penyebarannya ada agama misionari dan agama bukan misionari.
Ø Agama
misionari adalah agama yang menuntut penganutnya untuk menyebarkan
ajaran-ajarannya kepada manusia lainnya
Ø Agama
bukan misionari adalah agama yang tidak menuntut penganutnya untuk menyebarkan
ajarannya kepada orang lain, jadi cukup disebarkan kepada lingkungan tertentu
yang menjadi misi utamanya, agama islam sangat jelas dan tegas menekannkan
aspek mionarinya, akan tetapi pada kenyataannya hamper semua agama saat ini
menjadi agama misionari.
C. Keberadaan Agama
Beberapa ahli
psikologi ,antara lainFreud memandang bahwa agama islam brasal dari
ketidakmampuan manusia menghadapi kekuatan alam diluar dirinya dan juga
kekuatan insting dari dalam dirinya. Munculnya agam padda tingkat perkembangan
manusia yang pertama terjadi disaat manusia belum mampu menggunakan akal untuk
mengurusi kekuatan yang ada diluar dan didalam diri.
Agama dipandang
sebagai ilusi atau imajinasi anak-anak ayang penuh fantasi dan mimpi. Agama
dianggap teori primitive tentang alam, dan dengan itu manusia berusaha merebut
kenyataan yang dapat mendekatkan kepada kehendak hati daripada membenarkan
adanya fakta-fakta dalam kehidupannya.
Muhamad iqbal
membantah pendapat Freuddengan menyatakan bahwa memang ada agama-agama yang
telah membukakan jalan pelarian secara pengecut dari kenyataan-kenyataan hidup.
Agama bukan suatu ilmu fisika atau kimia yang mencari keterangan dari alam
dalam arti sebab-akibat. Agama menafsirkan suatu pengalaman manusia yang sama
sekali berbeda. Pengalaman ini dibuktikan baik secara akal maupun pragmatis oleh
para pemikir dan para nabi dalam sejarah panjang manusia.
Seorang
sosiolog, Aguste comte menilai agama sebagai salah satu bagian dari tahap-tahap
pemikiran yang berkembang pada sejarah peradaban dunia. Menurut comte ada tiga
perkembangan intelektual yaitu :
1. Tahap
teologis atau fiktif, yaitu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala
disekelilingnya secara teologis. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya ndan untuk melindungi
dirinya terhadap factor-faktor yang tidak terduga timbulnya.
2. Merupakan
perkembangan dari tahap pertama, yaitu tahap metafisik. Manusia masih terikat
pada cita-cita tanpa verifikasi oleh karena adanya keperacayaan, bahwa setiap
cita-cita terkait dengan suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk
menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
3. Merupakan
tugas dari ilmu pengetahuan positif yang merupakan tahap ketiga atau tahap
terahir dari perkembangan manusia.
D. Hubungan Manusia Dengan Agama
1. Fitrah
terhadap agama
Kenyataan
ditemulannya berbagai macam agama dalam masyarakat sejak dahulu hingga kini
membuktikan bahwa hidup dibawah system keyakinan adalah taibiat yang merata
pada manusia. Agama-agama yang berbeda-beda tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat tersebut.
Pendapat
bahwa kemunculan alamini sebagai sebuah proses kebetulan sangat tidak memuaskan
hati manusia dari masa ke masa. Bahkan teori-teori tentang peluang tidak dapat
menjawab proses –proses penciptaan pada mahluk bersel satu sekalipun yang
merupakan bagian bagian yang amat kecil dalam penciptaan. Keberadaan sang
pencipta lebih mndatangkan rasa tentram pada intelek manusia.
Proses
terjadinya hujan, pergerakan planet-planet mengelilingi matahari, burung-burung
yang mengudara dengan ringannya danmengembara ke berbagai belahan dunia
menempuh jarak puluhan ribu kilometer
2. Pencarian
manusia terhadap agama
Akal
yang sempurna akan senantiasa menuntut kepuasan berfikir. Oleh karena itu
pencarian manusia terhadap kebenaran agama tak pernah lepas dari muka bumi ini.
Nabi Ibrahim a.s dikisahkan sangat tidak puas menyaksikan bagaimana manusia
mempertuhankan benda-benda mati di ala mini seperti matahari, bulan dan
bintang. Demikian pula nabi Muhammad saw. pada ahirnya memerlukan tuhannus
karena jiwanya tak dapat menerima aturan hidup yang dikembangkan masyarakat
Quraisy di mekah yang mengaku masih menyembah tuhan Ibrahim.
Akibat
adanya proses berfikir, baik itu merupakan sebuah kemajuan atau kemunduran,
terjadilah perpindahan (transformasi) agama dalam kehidupan manusia. Tatkala
seseorang merasa gelisah dengan jalan yang dilaluinya kemudian ia menemukan
sebuah pencerahan, maka niscaya ia akan memasuki dunia yang lebih memuaskan
akal dan jiwanya itu.
3. Konsistensi
keagamaan
Manusia
diciptakan denganhati nurani yang sepenuhnya mampu mengatakan realitas secara
benar dan apa adanya. Namaun manusia juga memiliki keterampilan kejiwaan lain
yang dapat menutupi apa-apa yang terlintas di hati nuraninya, yaitu sifat
berpura-pura.
Sikap
konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya
terhadap agama yang diperlukan namaun membentuk konsisten juga bukanlah
persoalan mudah, diantara langkah-langkahnya adalah :
a. Pengenalan
Seseorang harus
mengenal dengan jelas agama yang diperlukan sehingga bisa membedakan dengan
agama yang lai. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui cirri-ciri pokok dan
cabang yang terdapat dalam sebuah agama
b. Pengertian
Seseorang yang mengerti
ajaran agamanya akan dengan mudah mempertahankannya dari upaya-upaya pengacauan
orang lain. Ia juga dapat menyiarkan ajaran agamnya dengan baik dan bergairah.
c. Penghayatan
Penghayatan terhadap
suatu ajaran agama lebih tinggi nilainya dari pada sekedar pengertian.
Interaksi seseorang terhadap ajaran agamanya pada fase ini tidak sekedar dengan
pikirannya tetapi lebih masuk kerelung-relung hatinya. Dengan penghayatan yang
ada dalam seseorang dapat mengamalkan ajaran agamanya, melahirkan keyakinan dan
keimanan yang mendorongnya untuk melaksanakan agama dengan tulus ikhlas.
d. Pengabdian
Seseorang yang tidak
lagi memiliki ambisi pribadi dalam mengamalkan ajaran agamanya akan dapat
memasuki pengabdian yang sempurna. Kepentingan hidupnya adalah kepentingan
agamanya, tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya dan jiwanya adalah warna
agamanya. Orang yang memasuki fase bagaikan sudah tak memiliki dirinya lagi,
karena demikianlah hakekat penghambaan. Fase penghambaan ini akan menjelmakan
pengamalan cara ibadah tertentu (ritual,mahdah) dan meletakan seluruh hidupnya di
bawah pengabdian kepada tuhannya (Gair mahdah)
e. Pembelaan
Apabila kecintaan
seseorang terhadap agamanya telah demikian tinggi maka tak boleh ada lagi
perintah yang menghalagi jalannya agama. Seseorang yang rela mengorbankan apa
saja yanga ada pada dirinya harta benda bahkan nyawa bagi nama baik dan
keagungan agar dipeluknya. Pembelaan ini yang disebut jihad, yaitu suatu jiwa
yang sungguh-sungguh dalam membela agamnya.
Itulah
makna konsistensi keagamaan seseorang yang tampak pada jalan kehidupannya.
Dalam
kaitan ini Alloh berfirman :
Artinya
: “sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada alloh dan rasul-nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh, mereke itulah orang-orang yang
benar” (Al-hujarat 49:15)
Ijin copas kak
ReplyDelete