Monday 17 June 2013

EJAAN DAN TANDA BACA DALAM KARYA TULIS ILMIAH



                                                            BAB I
                                                   PENDAHULUAN1

A.    Latar Belakang
Ejaan Adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas.Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai  bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut.Seperti itulah kira – kira bentuk hubungan antara pemakai dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada tahun itu diresmikan pada tahun 1947). Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuysen tidak berlaku lagi pada tahun 1947.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Etika dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan karya ilmiah harus diikuti.Hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami dengan baik.Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara baik.Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informan.

B.     Bahasa dan Tanda Baca
Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang telahditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Tandabaca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca yang tidak lengkap dapatmenyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh karena itu dalam bab ini dibahasaturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang menjadimateri dalam tulisan tersebut.
1.      Penulisan Tanda Baca
Tanda baca  titik (.), titik dua (:), titik koma (;),  tanda seru (!), persen (%), dan tanda tanya (?) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
·         Tidak Baku
Sampel dipilih secara acak .
Jumlahnya sekitar 10 %
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah :


·         Baku
Sampel dipilih secara acak.
Jumlahnya sekitar 10%.
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurungdan tanda kutip.
·         Tidak Baku
Kelima kelompok  “ sepadan ”.
Kesalahan ( error ) dapat diabaikan.
·         Baku
Kelima kelompok  “sepadan”.
Kesalahan (error) dapat diabaikan.

Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil(<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
·         Tidak Baku
P=0,01        S:T=Y
A>B            C<G
A+B=C
·         Bentuk Baku
P = 0,01      S : T = Y
A > B          C < G
A + B = C
Jika dalam penulisan persamaan dengan menggunakan word processor seperti Microsoft Office, maka persamaan-persamaan diketik dengan equation editor yang secara otomatis sudah memberikan jarak yang cukup untuk tanda sama dengan, lebih kecil, lebih besar, tambah, kurang, kali dan bagi. Konsistensi dalam penggunaan simbol sangat penting dipertahankan dalam penulisan.Bila symbol ditulis dengan huruf miring maka penjelasan dalam teksnya juga harus ditulis dengan huruf miring.Berikut ini diberikan contoh hasil persamaan yang ditulis dengan equation editor dalam Microsoft Office.

A+ B = C
x = a2 + c
D > 4 b2 − 4abc

2.      Penulisan Kata
Penulisan kata dapat dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.
3.      Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatuan.
Contoh:
Buku ini buku baru
Kelas itu penuh sesak
Siswa sedang makan nasi
4.      Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan baik itu awalan, sisipan, dan akhiran.Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan imbuhan-imbuhan itu.Dari contoh-contoh ini diharapkan dapat mengingat kembali aturan- turan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna

5.      Kata Ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung. Contoh: pura-pura, mata-mata, hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur, undang undang, kupu-kupu, lauk-pauk.

6.      Kata Depan
Kata depan, di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Ibu pergi ke Bandung
Paman datang dari Bali
Kakak tiba di Singapura

7.      Kata Ganti
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata-kata yang mengikutinya. –ku, –mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bukuku dan bukumu tertinggal di meja perpustakaan. Apa pun yang kaumiliki tidak dapat dipinjam.




8.      Partikel
Partikel –lah, –kah, –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Marilah kita berangkat ke kampus.
Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?

Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk kata-kata yang telah dianggap terpadu benar seperti meskipun, adapun, kendatipun, maupun, sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun.
Contoh:  Dia pun mengetahui sindikat tersebut.
Mobil-mobil besar pun diijinkan melewati jalan ini.

9.      Penulisan Judul
Penulisan judul yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah sangat penting untuk diuraikan di sini.Dengan demikian keseragaman dalam tulisan karya ilmiah yang diatur dengan panduan ini dapat diperoleh. Judul Bagian dan Sampul Depan Laporan Judul Bagian ditulis dengan gaya penulisan semua huruf kapital. Bila terdiri atas beberapa baris, maka baris pertama paling panjang dan baris berikutnya lebih pendek serta ditulis dengan gaya di tengah-tengah.
Contoh:
PENGEMBANGAN MESIN PENDINGIN HEMAT ENERGI
STUDI TEKNO EKONOMI DALAM PERANCANGAN MESIN

Judul Bab
Judul bab ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali partikelatau kata depan.
Contoh:
Bab III
Prosedur Optimasi dan Formulasi
Bab I
Pendahuluan
Bab IV
Pengujian dan Analisis


Judul Subbab
Judul bab juga ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecualipartikel atau kata depan.
Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar
Subbab pada Bab III
3.3 Metode Optimasi dan Parameter Studi
3.4 Penurunan Formulasi dan Pemrograman

10.  Penyingkatan Kata
Tulis penuh semua singkatan seperti: dan lain lain, dan sebagainya, dan seterusnya (bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan suatu istilah dapat diberlakukan, bila memang istilah tersebut panjang dan terlalu sering muncul dalam teks.Untuk penyingkatan ini, kepanjangan istilah tersebut harus dimuculkan pertama kali ketika istilah tersebut pertama kalinya disebutkan dalam teks.


11.  Penggunaan dan Penulisan Istilah Asing
Sesuai dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, istilahistilah keilmuwan ataupun teknik yang telah dibakukan sebaiknya digunakan dengan benar. Istilah-istilah asing yang sudah punya pandaan dalam bahasa Indonesia, sebaiknya penggunaan istilah Indonesia yang diutamakan.

C.     Masalah Teknis Yang Perlu Diperhatikan
1.      Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm) .
2.      Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapat diketik 10 karakter).          Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric) melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3.      Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4.      Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5.      Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
6.      Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
7.      Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.
8.      Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.
9.      Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah. Huruf miring biasanya digunakan untuk:
a.       Penekanan sebuah kata atau kalimat;
b.      Menyatakan judul buku atau majalah;
c.       Menyatakan kata atau frasa asing.
10.  Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a.       Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
b.      Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
c.       Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,       kecuali pecahan dari bilangan yang besar;
d.      Persentase tetap ditulis dengan angka;
e.       Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka;
f.       Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.  Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
a.       Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b.      .Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut;
c.       Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip (lihat contoh  pada lampiran 1, halaman 19).
Cara mengutip:
a.      Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris, adalah sebagai berikut:
1)      kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2)      jarak antara baris dengan baris dua spasi;
3)      kutipan diapit dengan tanda kutip;
4)      akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas. (Lihat contoh pada lampiran 1, halaman 19)
b.      Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:
1)      kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
2)      jarak antara baris dengan baris satu spasi;
3)      kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;
4)      akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas;
5)      seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;
c.       Kutipan tidak langsung
Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.
Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:
1)      kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2)      jarak antara baris dua spasi;
3)      kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
4)      akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas.
12.  Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber kutipan yang bersangkutan.
Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a.      American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung.
Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:
Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun 1983 pada halaman 23.
Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menu­liskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah, 1) nama pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) nama penerbit.
b.      Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Cara menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.
Contoh :
C a t a t a n
1Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi(Jakarta: Ba­lai Aksara, 1979), hal. 27.

2A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi,cet.II, (Jakarta: Erlanqga, 1977), hal. 21.

3Ibid.

4CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan In­donesia (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departe­men Kehakiman, 1982), hal. 148.

5Hamzah, op.cit.,hal. 45.
c.       Chicago Manual of Style (Kate L. Turabian):
Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unit kutipan, kemudian sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan. Sumbe:r kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait (spasi).
Catatan kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan pada baris berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara baris terakhir satu catatan dengan baris pertama catatan kaki berikutnya, dua spasi. Keuntungan cara penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin mene­rangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Apabila menerangkan sesuatu langsung pada naskah dianggap akan mengganggu kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak akan mengganggu naskah dimaksud.


13. Penulisan daftar pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan suatu daftar yang memuat pustaka yang dipergunakan sebagai acuan dalam karya tulis yang disusun. Daftar pustaka dari suatu karya akan berguna bagi orang lain yang mempunyai perhatian, minat atau bidang keahlian yang sama dengan penulis karya tulis tersebut.
Daftar pustaka selain dapat dipakai untuk menilai kebenaran tulisan atau pendapat yang dikutip, juga dapat memperluas pengetahuan orang lain akan bahan bacaan yang ada kaitannya dengan pokok bahasan dalam tulisan tersebut.
Cara menyusun penulisan deskripsi daftar pustaka, baik untuk model MLA maupun Turabian sama, yaitu: 1) nama pengarang; 2) judul; 3) cetakan/edisi; 4) nama kota; 5) nama penerbit; dan 6) tahun terbit (Lihat contoh pada lampiran 3, halaman 23­-24). Sedangkan untuk APA (Lihat contoh pada lampiran 2, halaman 21-22) dan yang telah diterangkan di muka.
Penyusunan daftar pustaka dilakukan menurut urutan abjad (alfabetis) nama pengarang. Dalam hal ini penulisan nama pengarang dibalik susunannya, yaitu dimulai dengan nama keluarga diikuti tanda baca koma. Nama keluarga di sini termasuk nama orang tua atau nama suami. Bagi pengarang yang tidak mempunyai nama keluarga, maka penulisan nama diawali dengan menuliskan nama terakhir pengarang tersebut.
Jarak antara baris adalah satu spasi, sedangkan jarak antara satu sumber dengan sumber yang lainnya dua spasi. Pengetikan dimulai pada margin kiri dan baris selanjutnya diketik menjorok ke dalam 3-5 ketikan.
Bila ada lebih dari satu pustaka yang dikarang oleh seorang pengarang yang sama, maka nama pengarang tersebut tidak perlu diulang. Pengulangan nama pengarang dapat diganti dengan membubuhkan sebuah garis panjang, sepanjang 5-7 ketikan yang diakhiri dengan sebuah titik. Selanjutnya data bibliografi ditulis seperti biasa. Namun perlu diperhatikan bahwa urutan penulisan karya pengarang tersebut dilakukan secara kronologis menurut tahun diterbitkannya karya-karya tersebut.
Berikut ini diberikan contoh cara penulisan catatan kaki dan bibliografl (daftar pustaka). Untuk mempermudah pengertian dan mengetahui perbedaan antara cara penulisan catatan kaki dan bibliografi, pemberian contoh disusun secara berurutan, 1raitu urutan periama adalah catatan kaki dan urutan kedua bibliografi.
Untuk jelasnya diberikan pula cara menyusun urutan daftar pustaka baik untuk model MLA dan Turabiandi satu pihak dan contoh untuk APA di lain pihak.




BAB III
KESIMPULAN

A.      KESIMPULAN
Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan karya ilmiah harus diikuti.Hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami dengan baik.Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara baik.Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informan.
Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang telah ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut.Tanda baca berperan penting dalam bahasa tulisan.Tanda baca yang tidak lengkap dapat menyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh karena itu dalam bab ini dibahas aturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang menjadi materi dalam tulisan tersebut.



                                                  DAFTAR PUSTAKA                                                 


Keraf, Gorys. Komposisi, Sebuah Pertgantar Kemahiran Baha.sa. Cet.6. Ende: Nusa Indah, 1980.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pettn#uk Praktis BerbahasGr htdortesia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kanttis Besar Bahasa Indonesia. Cet.l. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.First British Ed. Prepared by John E. Spink. London: Heinemann, 1983.








No comments:

Post a Comment