Tuesday 9 July 2013
Thursday 4 July 2013
Wednesday 3 July 2013
Skripsi Sastra
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Karya sastra
merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan
tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan
gambaran kehidupan sebagaimana yang diingingkan oleh pengarangnya sekaligus
menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan.
Sosiologi adalah
telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan ilmiah dalam
masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,
bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari
lembaga-lembaga sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain
yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial kita mendapatkan gambaran tentang
cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tentang mekanisme
sosialisasi, proses pembudayaan yang menempatkan anggota masyarakat di
tempatnya masing -masing
1
|
Sebagaimana yang
telah diuraikan di atas bahwa karya sastra berisi tentang persoalan-persoalan
manusia. Dalam pengungkapan persoalan manusia itu seorang pengarang secara
langsung atau secara tidak langsung telah menuangkan persoalan sosial ke dalam
karyanya. Hal ini dimungkinkan karena pengarang biasanya cenderung dipengaruhi
oleh apa yang dirasakan, dilihat dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
pengalamannya.
Salah satu karya
sastra selain novel, puisi, cerpen, dan drama adalah film. Film merupakan suatu
bentuk komunikasi massa dimana penyampaian pesan ditransfer dari unsur visual
dan unsur audio. Kedua unsur ini dipadukan menjadi suatu media untuk menyampaikan
informasi hiburan, sosial, pendidikan, dan komersil. Film adalah suatu
kreativitas seni orang yang membuat karya film itu sendiri. Karena itu film
mempunyai kemampuan yang kreatif karena film mampu menggambarkan realitas yang
ada dengan gambaran imajiner yang dapat menyuguhkan hiburan, renungan, dan
refleksi bagi penonton atau masyarakat yang menyaksikannya.
Film yang baik
merupakan media komunikasi, menghubungkan masa lampau dengan masa sekarang
dengan mencerdaskan dan mencerahkan bangsa karena memberikan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata. Selain
itu, film juga merupakan pendeskripsian ciri khas budaya bangsa yang bisa
menggambarkan ekspresi individu atau cerminan masyarakat. Dari alur jalan
cerita, peran tokoh dan karakter, sinematografi, dan lain-lain.
Film adalah
dokumen sosial sebuah komunitas, film mewakili realitas kelompok masyarakat
pendukungnya baik realitas dalam
bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya, atau dengan
kata lain film merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, karena film
mencerminkan kehidupan masyarakat secara nyata atau hanya imajinasi dari pengarang
yang dipengaruhi kondisi sosial budaya sekitarnya. Film juga merupakan media komunikasi
dari pembuat film dengan masyarakat. Seperti dinyatakan Maerselli Sumarno
(1996: 27), dalam satu penggunaan, film adalah medium komunikasi massa, yaitu
alat penyampai berbagai jenis pesan dalam peradapan modern ini. Dalam penggunaan
lain, film menjadi medium ekspresi artistik, yaitu menjadi alat bagi
seniman-seniman film untuk mengutarakan
gagasan, ide lewat suatu wawasan keindahan. Dari pernyataan tersebut dapat
dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan dari pembuatan film adalah supaya film
yang dibuat dapat dipahami makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
serta apa yang terdapat dalam film merupakan hal yang ingin disampaikan seniman film atau pembuat
film kepada penontonnya.
Jika kita menyimak dunia perfilman di Indonesia,
sejak tahun 2000 lalu semenjak munculnya film musical Petualangan Sherina,
AADC, dan bermunculan film-film berikutnya memperlihatkan bahwa perkembangan
film di Indonesia semakin meningkat. Bahkan banyak film-film yang bermuatan
nilai sosial, mengangkat budaya bangsa, dan film yang memberikan pendidikan
sejarah bangsa serta mengangkat kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia
pada zaman orde lama menuju orde baru. Salah satu film yang menguraikan masalah
kehidupan sosial tersebut adalah “GIE” produksi Miles karya sutradara Riri Riza
dan Mira Lesmana sebagai produsernya. Film ini adalah satu-satunya film yang
memberikan warna baru ditengah-tengah maraknya film horor film-film Indonesia
di bioskop-bioskop tanah air pada tahun 2005 silam ini.
GIE adalah
sebuah film yang diangkat dari catatan harian seorang demonstran yang bernama
Soe Hok Gie. Film ini berdasarkan fakta sejarah bangsa Indonesia pada waktu
lahirnya sang penulis Soe Hok Gie sekitar tahun 50-60an. Masa dimana bangsa ini
penuh dengan pergolakan politik, terjadinya kerusuhan dimana-mana, sistem
pemerintahan yang masih labil dan ketidaksetujuan sebagian rakyat terhadap
pemerintahan Soekarno yang diktator, pembantaian partai komunis, serta
kemiskinan yang merajalela. Film ini juga menggambarkan kelas-kelas sosial
masyarakat dan mahasiswa yang membentuk organisasi sesuai dengan kelas-kelas
tertentu.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
di atas, permasalahan
yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah aspek sosial yang digambarkan dalam Film “GIE” Karya
Sutradara Riri Riza?
2.
Sejauh
mana
Film “GIE” Karya Riri Riza mampu mencerminkan
keadaan sosial masyarakat pada
masa
pemerintahan Soekarno tahun 60-an?
3.
Bagaimana film “GIE” karya Riri Riza mampu
mempengaruhi penonton?
4.
Bagaimana kehidupan sosial Soe Hok Gie yang digambarkan dalam film
“GIE” Karya Sutradara Riri Riza?
1.3
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar permasalahan yang
dibahas tidak keluar dari jalur pembahasannya.
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah menganalisis sastra sebagai cermin masyarakat, nilai
sosial, konflik sosial, kelas sosial, keadaan sosial dan kehidupan Sosial Soe
Hok Gie dalam film “GIE” Karya Riri Riza
berdasarkan tinjauan sosiologi sastra.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1.4.1 Bagaimanakah
aspek sosial yang tergambar
dalam Film “GIE” Karya Riri Riza
dengan tinjauan sosiologi sastra?
1.4.2 Bagaimanakah kehidupan Tokoh Soe Hok Gie yang digambarkan
dalam film “GIE” Karya Riri Riza?
1.5
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.5.1
Mendeskripsikan aspek sosial yang
terkandung dalam dalam Film GIE Karya Riri Riza berdasarkan tinjaua sosiologi sastra.
1.5.2
Mendeskripsikan
kehidupan sosial Tokoh Soe Hok Gie dalam film “GIE” Karya Sutradara Riri Riza.
1.6
Manfaat
Penelitian
Ada dua manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini sebagai berikut.
1.6.1
Manfaat
teoritis
1.6.1.1
Bagi
mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk yang melakukan penelitian berikutnya.
1.6.1.2
Bagi
peneliti, penelitiam ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang film
dan karya sastra.
1.6.1.3
Bagi
pembaca, Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang
penelitian sastra yang mengangkat aspek sosial dalam masyarkat.
1.6.1.4
Bagi
Universitas Pamulang, khususnya program Sastra Indonesia, penelitian ini
diharapkan menambah literatur pada ruang baca dan perpustakaan Fakultas sastra
Indonesia Universitas Pamulang (UNPAM).
1.6.2
Manfaat
praktis
1.6.2.1 Penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar atau rujukan dan pengembangan pada
pemecahan masalah sosial
masyarakat.
1.6.2.2 Penelitian
ini dapat memberikan sumbangan kepada usaha pemecahan masalah, antara lain
tentang pemahaman aspek sosial
dalam masyarakat.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan ini
supaya lengkap dan sistematis, maka perlu adanya sistematika penelitian. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Bab ini menguraikan
secara singkat latar belakang masalah terkait dengan masalah pokok dalam
penulisan skripsi, identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian,
perumusan masalah, tujuan, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II: Penyusunan
landasan teori yang didalamnya diuraikan tentang deskripsi teoritis, pengertian
film unsur intrinsik dan
Ekstrinsik dalam film, pengertian sastra, dan pengertian
sosiologi sastra serta unsur-unsurnya.
BAB
III: Pembahasan mengenai metodologi
penelitian yang mencangkup tujuan penelitian, metode penelitian, sumber data, dan teknik analisis data.
BAB IV: Pembahasan
mengenai analisis unsur Intrinsik dan ekstrinsik Film “GIE”
Karya Riri Riza, pembahasan sosiologi sastra dalam film “GIE Karya Sutradara
Riri Riza”, sastra sebagai cerminan masyarakat, kelas sosial, konflik sosial
dan kehidupan sosial tokoh Soe Hok
Gie
Dalam film “GIE” Karya Sutradara Riri Riza. Pada bab ini dikemukakan sinopsis, alur cerita, unsur intrinsik
dan ekstrinsik dalam film, film GIE
sebagai cerminan dari masyarakat Indonesia pada masa orde lama, nilai-nilai sosial yang terkandung dalam film “GIE”
Karya Sutradara Riri Riza. Serta penulis menambahkan tanggapan-tanggapan dari penonton
mengenai adanya film “GIE” Karya Riri Riza.
BAB V: Penutup.
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan
dan saran-saran. Bagian terakhir
dari skripsi ini adalah menyimpulkan semua pembahasan dan memberikan
saran-saran atas kesimpulan yang diambil.
Proposal Usaha
PROPOSAL USAHA
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN BUDI
DAYA SAPI BERBASIS KEMITRAAN
YAYASAN WAWASAN ISLAM INDONESIA (YWII)
PESANTREN
MODERN TERPADU PROF. DR. HAMKA
Diajukan Kepada
BRITISH COUNCIL
YAYASAN
WAWASAN ISLAM INDONESIA (YWII)
PESANTREN MODERN
TERPADU PROF. DR. HAMKA
JL RAYA PADANG
BUKITINGGI KM. 28 PASAR USANG
PADANG PARIAMAN TELP.
(0751) 471081-471082
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................
hal 1
Daftar
Isi ............................................................................................................ hal
2
Resume
Proposal ............................................................................................... hal
4
Bab
I Latar Belakang........................................................................................ hal
5
1.1
Deskripsi Dan Pengembangan Usaha ................................................... hal
5
1.2
Kebijakan Usaha Agribisnis................................................................... hal
6
Bab
II Relevansi Usaha...................................................................................... hal
8
2.1
Mengapa Usaha Dibutuhkan................................................................. hal
8
2.2
Kendala/Masalah Yang Harus Dipecahkan.......................................... hal
8
Bab
III Tujuan Dari Usaha............................................................................... hal
9
3.1
Tujuan Sosial yang Akan Dicapai.......................................................... hal
9
3.2
Manfaat Utama ..................................................................................... hal
9
3.3
Indikator Keberhasilan.......................................................................... hal
9
Bab
IV Aktivitas kegiatan Usaha.................................................................... hal
11
4.1
Pengembangan Yang Telah Terlaksana............................................... hal
11
4.2.
Rencana Anggaran Biaya (RAB......................................................... hal
12
Bab
V Stakeholder........................................................................................... hal
14
5.1
Yang Menerima Manfaat. ................................................................... hal
14
5.2
Stakeholder Lain.................................................................................. hal
14
5.3
Yang Memiliki Usaha (Kepemilikan).................................................. hal
14
5.4Yang
Mengelola Dan Mengontrol Usaha............................................. hal
14
5.5
Kepada Siapa Dipertanggungjawabkan............................................... hal
14
Bab
VI Perijinan yang Dibutuhkan............................................................... hal
15
6.1.
Struktur Badan Usaha ....................................................................... hal
15
6.2.
Kebutuhan Perijinan lainnya.............................................................. hal
16
Bab
VII Kepengurusan.................................................................................... hal
17
7.1.
Nama – Nama Pengurus LM3 dan Tugas.......................................... hal
17
7.2.
Nama – Nama Karyawan LM3 dan Tugas......................................... hal
18
Bab
VIII Manajemen dan Aspek Teknis....................................................... hal
19
8.1.
Penggemukan Sapi Potong................................................................. hal
19
8.2.
Sapi Bakalan....................................................................................... hal
19
8.3.
Sapi Pembibitan.................................................................................. hal
20
8.4.
Sistem Pemeliharaan dan Jangka Waktu............................................ hal
20
8.5.
Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan............................................. hal
20
8.6.
Usaha Pengolahan Limbah Peternakan.............................................. hal
20
Bab
IX Jaringan dan Pasar............................................................................ hal
21
9.1.
Analisis SWOT................................................................................... hal
21
Bab
X Pengembangan ke Depan.................................................................... hal
22
10.1.
Analisis Posisi................................................................................... hal
22
10.2.
Rencana Jangka Panjang.................................................................. hal
22
10.3.
Laporan Audit Sosial........................................................................ hal
23
Lampiran
I profle Pesantren Prof. Dr. HAMKA................................................ hal
24
Lampiran
II Akte Pendirian ............................................................................... hal
32
Pengembangan agribisnis peternakan budidaya sapi di Pesantren
Modern Terpadu Prof. Dr. HAMKA
1.
Judul Kegiatan :
Pengembangan Agribisnis Peternakan
Sapi di Pesantren Modern Teradu Prof. Dr. HAMKA Berbasis Kemitraan
- Jenis Kegiatan : a. Pengembangan sapi bakalan dan pembibitan
b. Instalasi pengolahan
kotoran menjadi pupuk organic
3.
Lokasi :
- Nagari Sungai Buluh Kec. Pasar usang Kab. Padang Pariaman
- Air Pacah By Pass Padang
4.
Nama Lembaga :
Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat Pesantren Moderen Terpadu Prof. Dr.
Hamka
- Nama Sekolah : Pesantren Moderen Terpadu Prof. Dr. Hamka
- Nama Yayasan : Yayasan Wawasan Islam Indonesia
7. Status Hukum : Akte Notaris : No 57 Tanggal 23 Agustus 1991
8.
Alamat :
Jl. Raya Padang-Bukitinggi km. 28 Padang Pariaman
9. Biaya
kegiatan : Rp. 421.550.000,-
BAB I
LATAR
BELAKANG
1.1. DESKRIPSI DAN PENGEMBANGAN
USAHA
a.
Gambaran Umum Wilayah
Wilayah kecamatan Batang Anai terletak di Kabupaten
Padang Pariaman, merupakan lahan subur. Kebanyakan masyarakat kecamatan Batang
anai mencari nafkah dengan bertani padi dan berkebun tanaman-tanaman buah.
Masyarakat mayoritas beragama Islam dengan taraf relijius cukup baik. Ini
dibuktikan dengan dukungan mereka yang cukup baik terhadap keberadaan Pesantren
Modern Terpadu (PMT) Prof. Dr. HAMKA ini.
b.
Ide Usaha
Berangkat dari krisis global yang berdampak kepada
perekonomian Indonesia terpuruk. Turunnya harga jual produk hasil pertanian,
perkebunan, anjloknya harga sawit, karet, dan tidak beroperasinya pabrik-pabrik
yang berakhir dengan Pemutusan Hubungan Kontrak (PHK) dari beberapa perusahaan
terhadap karyawan dan buruh-buruh pabrik. Sulitnya mendapatkan pupuk serta
tingginya harga pembelian pupuk oleh petani.
Dampak yang ditimbulkan dari hal di atas sangat
mempengaruhi terhadap penghasilan dan pendapatan para petani. Sehingga menimbulkan
permasalahan social dimasyarakat yang salah satu akibat terganggunya Proses
Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Harga pembelian bahan-bahan konsumsi/makan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari siswa di asrama meningkat mahal serta ketidakmampuan orang tua
siswa untuk membayar uang bulanan sekolah atau SPP.
c.
Gagasan Usaha
Untuk mengantisipasi ketidakmampuan orang tua untuk
pembayaran uang bulanan atau SPP serta mahalnya biaya konsumsi/makan siswa di
asrama maka pihak yayasan dan pihak sekolah mengundang komunitas sekolah yang
terdiri dari orang tua siswa serta masyarakat sekitar. Dengan bertemunya
komunitas sekolah ini lahirnya beberapa gagasan – gagasan untuk mengantisipasi
dan menggalang pendanaan untuk sekolah. Salah satu gagasan tersebut adalah harus
terbentuknya unit-unit usaha sekolah. Salah satu unit usaha adalah usaha
budidaya sapi dengan dasar pemikiran sebagian besar orang tua siswa adalah para
petani dan peternak serta iklim dan lingkungan untuk pakan ternak sangat
mendukung. Untuk melaksanakan usaha ini komunitas sekolah membentuk sebuah
lembaga yang melaksanakan unit usaha ini. Lembaga ini bernama Lembaga
Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3).
1.2. Kebijakan Usaha Agribisnis
a.
Kebijakan Yayasan Wawasan Islam Indonesia
YWII merupakan lembaga pendidikan yang telah lama
eksis di lingkungan masyarakat. Lembaga ini dituntut untuk dapat terlibat dalam
upaya pengentasan kemiskinan terutama bagi masyarakat yang ada di lingkungan
pesantren.
Potensi ketersediaan bahan pakan untuk penggemukan
sapi cukup besar. Karena di daerah ini terbentamg areal persawahan dan
perkebunan yang cukup luas. Sehingga limbah pertanian seperti jerami padi
melimpah. Ketersediaan dedak juga cukup banyak. Karena ada penggilingan padi
disekitar wilayah pesantren.
Dengan budidaya sapi ini siswa dapat belajar dan
menambah pegetahuannya tentang budidaya tidak hanya secara teori namun juga
secara praktek dilapangan. Karena salah satu program materi penyaluran bakat
dan minat siswa adalah tentang budidaya sapi.
b.
Kebijakan Pemerintah
Dalam rangka memenuhi kebutuhan sandang pangan
Pemerintah melalui Menteri Pertanian untuk tahun 2009 dan seterusnya menjdikan
Indonesia sebagai Negara pengimpor beras dan daging. Melalui program ini
Pesantren Prof. Dr. HAMKA membaca peluang yang sangat bagus untuk melakukan
pengembangan usaha agribisinis salah satunya dalah budidaya sapi.
c.
Gambaran lokasi/Tanah Yayasan Wawasan Islam
Indonesia
Saat ini Yayasan Wawasan Islam Indonesia ini memiliki
tanah 27. 750 M2 di Pasar Usang dan 4 hektar di Air Pacah Bay Pass
Padang. Berikut ini no sertifikat tanah kami :
i.
27.750 M2. Yang telah terpakai 20.000 M2 (Lokasi Padang
Pariaman)
ii.
40.000 M2. Belum terpakai sampai sekarang (lokasi Padang)
BAB
II
RELEVANSI
USAHA
2.1. Mengapa Usaha Dibutuhkan?
Secara geografis Indonesia merupakan negara agraris,
tanah yang subur dengan hamparannya yang hijau. Namun realita yang terjadi
sampai sekarang Indonesia masih kekurangan kebutuhan pangan, baik dari segi
beras, jagung, peternakan, dan lain-lain. Salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan
kebutuhan Saat ini Pemerintah melalui Menteri Pertanian telah punya target
untuk tahun 2009 dan seterusnya Indonesia sebagai Negara pengimpor beras dan
daging. Program ini telah berjalan sejak tahun 2006 dengan berbagai bentuk
pembinaan secara perorangan dan perkelompok petani dan peternak pemerintah
memberikan pembinaan, penyuluhan dan memberikan bantuan dalam bentuk bibit dan
uang sebagai modal usaha.
Menyikapi hal
diatas sangatlah dibutuhkan program pengembangan budidaya sapi yang dilaksanakan
di pesantren kami. Baik dari segi iklim, tempat dan pemasarannya sudah dijamin
oleh pemerintah. Salah satu kebutuhan dari Umat Islam yang setiap tahunnya
membutuhkan sapi yakni pada hari raya kurban (Idul Adha) yang sampai
saat sekarang pengurus mesjid sangat susah dan kewalahan untuk mencari sapi
kurban.
2.2. Kendala/Masalah Yang Harus Dipecahkan
Untuk
mewujudkan pembudidayaan sapi ini kami terkendala dengan
pembiayaan/modal. Untuk itu kami sangat butuh bantuan dari para sumbangan dari donatur/investor
dalam hal permodalan.
BAB
III
TUJUAN
DARI USAHA
3.1. Tujuan Sosial yang Akan
Dicapai
a. Menjadi
basis peternakan budidaya sapi di daerah setempat
b.
Melalui budidaya sapi ini terpenuhinya kebutuhan
masyarakat banyak.
c.
Terbantunya masyarakat dalam Pembelian daging sapi
dengan harga yang relatif lebih murah.
d.
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan
siswa yang telah tamat dari sekolah.
3.2. Manfaat Utama
a.
Dengan adanya budidaya sapi pembibitan (betina) ini
masyarakat dan siswa memiliki sapi dari hasil yang dikelolanya dan kemudian
mereka mengembangkannya kembali dari hasil pembibitan dengan system pembagian
bukan dalam bentuk uang namun dalam bentuk pembagian sapi.
b.
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat sekitar dan siswa
baik dalam segi ekonomi, lapangan pekerjaan.
3.3. Indikator Keberhasilan
a.
Iklim
Secara geografis iklim Batang Anai adalah iklim tropis
yang terletak diantara kaki bukit dengan
pantai yang dilalui oleh sungai Batang Anai. Tanah yang subur dan cukup dengan
kebutuhan akan air
b.
Aktifitas Masyarakat Setempat
Aktifitas perekonomian masyakat di sekitar Pesantren pada
umum berusaha di bidang agribisnis (bertani, berternak dan berkebun) sehingga
rencana pengembangan sapi sangat direspon oleh masyarakat dan bapak camat
sungai Batang Anai. Mudah-mudahan dengan adanya program pengembangan sapi ini
dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar khususya masyarakat yang bergerak
dalam budidaya sapi.
c.
Program Sekolah
Program Sekolah dari sekolah dengan adanya materi
kewirausahaan dan penyaluran bakat dan minat.
d.
Kebutuhan Pasar
Terhadap kebutuhan daging yang terus meningkat. Di Sumatera
Barat menurut data dari Dinas Peternakan Propinsi dan rumah potong hewan setiap
bulannya Sumatera Barat kekurangan sapi untuk konsumsi + 100 perbulan. Untuk
memenuhi kebutuhan rumah potong hewan mendatangkan sapi dari luar Sumatea
Barat. Bahkan Indonesia sendiri mendatangkan sapi dari luar negeri rata-rata +
10.000 ekor perbulan.
e.
Tenaga Pengelola
Untuk budidaya sapi ini dikelola oleh tenaga yang
profesional dibidangnya dan telah lama berpengalaman dalam beternak sapi.
f.
Pakan Ternak.
Masyarakat sekitar yang mayoritas mata pencariannya sebagai
petani dan peternak. Dengan bertani sangatlah banyak rumput yang tumbuh
disektar persawahan serta banyaknya jerami padi ketika petani memanen padi.
BAB
IV
AKTIVITAS
KEGIATAN USAHA
4.1. Pengembangan Yang Telah
Terlaksana
Melalui program Menteri Pertanian menjadikan
Indonesia sebagai swasembada daging dan dipercayainya Pesntren Prof. Dr. HAMKA
sebagai salah satu sekolah yang meneriman bantuan pengembangan sapi. Namun
dalam pelaksanaan dilapangan untuk biaya operasional pengelolaan dan pemberian
makan kami terkendala. Karena bantuan tersebut belum memadai kebutuhan yang
sesuai dengan rencana yang kami buat.
A. Kegiatan Pra Operasional
No
|
Jenis Kegiatan
|
Jadwal Pelaksanaan 2008
|
Biaya (Rp.)
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|||
1.
|
Suvei Pasar
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
2.
|
Menyusun Rencana
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
3.
|
Alat Penunjang
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
Jumlah
|
-
|
B. Kegiatan Operasional
No
|
Rincian kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan 2009
|
||||
Des 2008
|
Jan 2009
|
Feb 2009
|
Mar 2009
|
April 2009
|
||
1
|
Pembuatan kandang
|
|
|
|
|
|
2
|
Penanaman Rumput
|
|
|
|
|
|
3
|
Upah tenaga kerja
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengadaan Sapi
|
|
|
|
|
|
5
|
Obat2an ternak dan
peralatan
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelayaanan IB
|
|
|
|
|
|
7
|
Biaya umum usaha:
|
|
||||
|
1. Listrik
|
|
|
|
|
|
|
2. Air
|
|
|
|
|
|
|
3. ATK
|
|
|
|
|
|
|
4. Laporan
|
|
|
|
|
|
C. Suplay Kantor
No
|
Uraian
|
Biaya
(Rp.)
|
1.
|
Alat-alat tulis
|
35.000
|
2.
|
Buku, faktur, Kop,
amplop, dll
|
200.000
|
3.
|
Cap, Bantalan,
Tinta, dll
|
55.000
|
4
|
Komputer &
Printer
|
4.000.000
|
Jumlah
|
4.290.000
|
4.2. Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
Kebutuhan
biaya untuk pengembangan ussaha ini cukup besar. Sedikitnya kami membutuhkan
dana Rp. 421.550.000,- (Empat Ratus Dua Puluh Satu Juta Lima
Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Adapun rinciannya bisa di lihat pada Tabel
RENCANA ANGGARAN BIAYA
No
|
Uraian
|
Jml
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Biaya Pertahun
|
Total Rp
|
1
|
Pembuatan Kandang
|
1
|
Paket
|
|
|
35.000.000,-
|
2
|
Bakalan Sapi
|
35
|
Ekor
|
7.000.000,-
|
|
245.000.000,-
|
3
|
Pembuatan Ransum
|
1
|
Paket
|
|
|
35.000.000,-
|
4
|
Peralatan kandang
|
1
|
Paket
|
|
|
14.400.000.-
|
5
|
Penghijauan
|
1
|
Paket
|
|
|
15.000.000,-
|
6
|
Kesehatan
|
1
|
Paket
|
|
|
6.000.000,-
|
7
|
Instalasi air :
|
|
|
|
|
|
|
-
Pembuatan sumur
|
1
|
Paket
|
5.000.000,-
|
|
5.000.000,-
|
|
-
Mesin Air
|
1
|
|
1.000.000,-
|
|
1.000.000,-
|
|
-
Pipa&Selang
|
500
|
Meter
|
6.500.000,-
|
|
6.500.000,-
|
|
-
Perlengkapan
lainnya
|
1
|
Paket
|
2.000.000,-
|
|
2.000.000,-
|
8
|
Pengolahan pupuk kandang :
|
|
|
|
|
|
|
-
Bangunan
pengolahan pupuk
|
1
|
Unit
|
|
|
7.500.000,-
|
|
Kantong Pupuk
|
1350
|
Kantong
|
1.000,-
|
|
1.350.000,-
|
|
Pupuk urea
|
177
|
Kg
|
1.700,-
|
|
300.000,-
|
9
|
Peralatan Kantor
|
1
|
Paket
|
|
|
7.300.000,-
|
10
|
Tenaga Kerja :
|
|
|
|
|
|
|
- Manager
|
1 org
|
Bulan
|
1.000.000,-
|
12.000.000,-
|
12.000.000,-
|
|
-
Administrasi keuangan
|
1 org
|
Bulan
|
750.000,-
|
9.000.000,-
|
9.000.000,-
|
|
- Pekerja Kandang
|
2 org
|
Bulan
|
500.000,-
|
12.000.000,-
|
12.000.000,-
|
|
- Penjaga malam
|
1 org
|
Bulan
|
600.000,-
|
7.200.000,-
|
7.200.000,-
|
J u m l a h
|
421.550.000,-
|
BAB V
STAKEHOLDER
5.1. Yang Menerima Manfaat
Yang menerima
manfaat dari budidaya sapi ini adalah :
1. Masyarakat
sekitar
2. Sekolah
5.2. Stakeholder Lain
Stakeholder lain yang terkait dengan budidaya sapi ini
adalah :
1.
Lurah dan tokoh masyarakat setempat
2.
Lembaga mandiri yang mengakar dimasyarakat (LM3) PMT.
Prof. Dr. HAMKA
3.
Dinas Peternakan Kabupaten dan Dinas Peternakan
Propinsi
5.3. Yang Memiliki Usaha
(Kepemilikan)
Yang memiliki
usaha ini adalah Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr. HAMKA.
5.4. Yang Mengelola Dan
Mengontrol Usaha
1.
Yang mengelola budidaya sapi ini adalah Lembaga Mandiri
yang mengakar di masyarakat (LM3) Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr. HAMKA yang
keanggotaannya terdiri dari siswa, orang tua siswa yang kurang mampu dan
masyarakat sekitar dengan system bagi hasil.
2.
Yang mengontrol usaha budidaya sapi ini adalah badan
pengawas yang di tunjuk oleh komunitas sekolah
5.5. Kepada Siapa
Dipertanggungjawabkan
Dalam
pelaksanaan usaha budidaya ini pesantren atau pihak sekolah akan
bertanggungjawab kepada :
1.
Masyarakat
2.
Dinas Peternakan Kabupaten dan Dinas Peternakan
Propinsi
3.
Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) PMT
Prof. Dr. HAMKA
4.
British Council sebagai mitra penyandang dana
5.
Stakeholder lainnya
BAB
VIII
MANAJEMEN
DAN ASPEK TEKNIS
8.1.
Penggemukan Sapi Potong
Usaha penggemukan sapi potong tidak membutuhkan
pemeliharaan yang relatif tidak sulit. Berbeda dengan usaha sapi perah, yang
pemeliharaannya harus sangat intensif. Modalnya pun tidak terlalu besar, karena
besarnya modal tergantung banyaknya sapi bakalan yang akan digemukkan.
Disamping itu singkatnya pemeliharaan yaitu 3 – 4 bulan juga menjadi factor
penunjang keberhasilan usaha ini. Dengan sistem penggemukan yang dipadukan
dengan usaha pertanian, misalnya penanaman jagung dan sayur-sayuran. Maka usaha
ini menjadi usaha tani terpadu tanpa limbah.
Penggemukan pun bisa dipacu dengan teknologi mikroba
yang relatif ramah lingkukangan yang telah dikembangkan oleh Balai Penelitian
Ternak Ciawi, Bogor. Misalnya dengan penambahan probioti Bioplus ke dalam rumen
serta mencampurkannya dengan jerami sebagai pakannya.
Upaya ini akan mampu meningkatkan kemampuan
pertambahan berat badan hariannya yang stabil. Karena probiotik tersebut
berfungsi meningkatkan metabolisme tubuh
melalui perbaikan kondisi mikroba di dalam perut sapi.
8.2. Sapi Bakalan
Sapi yang akan digemukkan biasanya disebut sebagai
sapi bakalan. Sapi ini biasanya berusia 15 – 20 bulan dan memiliki bobot hidup
sekitar 200 – 300 kg. Kondisi nya agak kurus tetapi sehat bertulang rangka agak
besar.
Biasanya yang digunakan sebagai sapi bakalan adalah
ternak yang berkelamin jantan. Jenisnya bermacam-macam, ada jenis bakalan
import dan lokal. Sapi bakalan yang berasal dari galur impor ini biasanya
pertumbuhannya lebih baik disbanding sapi local. Pertumbuhan bobot badan
perharinya berkisar 1 – 1,5 kg/ekor/hari. Karena kemampuan mengkonsumsi
konsentratnya lebih baik, demikian pula dengan metabolisme tubuhnya. Sehingga
dalam waktu singkat mampu mencapai bobot badan yang ideal 400 – 500 kg.
8.3. Sapi Pembibitan
Dalam rangka menunjang program pemerintah untuk
Swasembada daging tahun 2009 dan seterusnya. Pesantren Prof. Dr. HAMKA ikut
peran mengembangkan pembibitan sapi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
akan daging sapi. Melalui pembibitan ini sebagai alternative mengurangi
kelangkaan sapi di Indonesia pada umumnya masyarakat Sumatera Barat khususnya.
8.4. Sistem
Pemeliharaan dan Jangka Waktu
Sapi-sapi bakalan dipelihara selama 3 bulan. Sistem
pemeliharaan yang intensif, dengan pemberian pakan konsentrat 5 – 7
kg/ekor/sapi dikombinasikan dengan 20 – 25 kg/ekor/hari.
8.5. Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan
Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor mengembangkan
sejenis mikroba yang harus diberikan kepada sapi sebelum dilakukan program
penggemukan. Tujuan dari pemberian mikroba tambahan ini adalah untuk
memperbaiki kondisi pencernaan sapi, khususnya pada perut rumennya. Agar daya
cerna sapi terhadap hijauan/ serat kasar menjadi lebih baik.
8.6. Usaha Pengolahan Limbah Peternakan
Kotoran ternak sapi pedaging jika tidak ditangani
dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Bahkan kegiatan
penanganannya bisa dijadikan sebagai sebuah bentuk usaha pengolahan limbah
peternakan seperti biogas dan produksi pupuk organik.
BAB
IX
JARINGAN
DAN PASAR
9.1. Analisis
SWOT
Strength
- Kesepakatan dari komunitas sekolah
dan masyarakat sekitar
- Lahan :
1. 27.750 M2. Yang telah
terpakai 20.000 M2 (Lokasi Padang Pariaman)
2. 40.000 M2. Belum terpakai sampai sekarang (lokasi
Padang)
- Iklim dan tanah yang subur
- SDM yang memadai
|
Weakness
- Modal yang kurang memadai
|
Opportunity
- Lahan milik sendiri
- Dekat dari kota
- Kurangnya persaingan
- Kurangnya persediaan sapi di
Sumatera Barat
|
Threat
-
|
BAB X
PENGEMBANGAN
KE DEPAN
10.1. Analisis
Posisi
Politik
- Program Pemerintah swasembada
daging tahun 2009
- Kesepekatan masyarakat sekitar dengan komunitas sekolah
|
Ekonomi
- Membantu komunitas sekolah dalam
pembiayaan pendidikan
|
Social
- Terpenuhinya kebutuhan masyarakat
dalam mengkonsumsi daging
- Menciptakan lapangan pekerjaan
- Membantu program pemerintah
swasembada daging
|
Teknologi
- Pengolahan limbah/kotoran sapi
menjadi pupuk
- Pengolahan limbah/kotoran sapi
menjadi bio gas
|
10.2. Rencana Jangka Panjang
1.
Menjadikan sekolah sebagai pusat percontohan ternak
sapi berbasis msyarakat
2.
Terbentuknya rumah potong hewan
3.
Pemberian bea
siswa untuk siswa yang kurang mampu.
Subscribe to:
Posts (Atom)